Kurang tidur ternyata mengganggu kerja kelenjar adrenal memproduksi DHEA (dehidro-epiandrosteron), senyawa yang membantu merangsang tidur nyenyak. Akibatnya, tubuh menjadi lebih banyak menghasilkan kortisol, suatu steroid pemicu stres.
Kondisi ini mengacaukan respon tubuh terhadap hormon insulin, yang bertugas distribusi gula darah ke seluruh tubuh, baik untuk disimpan maupun digunakan kembali. Dalam jangka panjang, kekacauan respon insulin ini merangsang munculnya gangguan berupa gejala diabetes tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin.
Rendahnya respon insulin mengakibatkan merosotnya kadar gula darah (hipoglikemia), yang dapat memicu reaksi berantai. Gara-gara terbatasnya kadar gula darah, otak terus mendapatkan perintah agar tubuh kita "tetap menyala". Hal ini memunculkan gangguan tidur, yang justru memperparah penyakit diabetes.
Pada penderita diabetes, pasokan gula terbatas karena berbagai sebab (terlambat makan, kerja terlalu berat, diet ketat) dapat memicu hipoglikemia. Jika mengalami hipoglikemia, pasien jadi kurang tidur dan mengganggu penyembuhan penyakitnya.
Dikutip dari smallcrab.com
Kondisi ini mengacaukan respon tubuh terhadap hormon insulin, yang bertugas distribusi gula darah ke seluruh tubuh, baik untuk disimpan maupun digunakan kembali. Dalam jangka panjang, kekacauan respon insulin ini merangsang munculnya gangguan berupa gejala diabetes tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin.
Rendahnya respon insulin mengakibatkan merosotnya kadar gula darah (hipoglikemia), yang dapat memicu reaksi berantai. Gara-gara terbatasnya kadar gula darah, otak terus mendapatkan perintah agar tubuh kita "tetap menyala". Hal ini memunculkan gangguan tidur, yang justru memperparah penyakit diabetes.
Pada penderita diabetes, pasokan gula terbatas karena berbagai sebab (terlambat makan, kerja terlalu berat, diet ketat) dapat memicu hipoglikemia. Jika mengalami hipoglikemia, pasien jadi kurang tidur dan mengganggu penyembuhan penyakitnya.
Dikutip dari smallcrab.com