Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah suatu kelainan pada jantung yang dapat ditemukan beberapa saat setelah bayi lahir biasanya dapat dikenali setelah bayi berumur satu minggu sampai satu bulan.
Apakah sebenarnya PDA itu? Semua bayi yang dilahirkan mempunyai hubungan atau saluran antara Aorta dan Arteri Pulmonalis. Pada saat bayi masih dalam kandungan darah tidak perlu masuk ke dalam sirkulasi paru karna oksigen yang diperlukan berasal dari plasenta. Kejadian ini normal dan saluran ini yang dikenal dengan Ductus Arteriosus. Setelah lahir plasenta sudah tidak mempunyai fungsi lagi setelah tali pusat dipotong, saat bayi bernafas pertama kali pembuluh darah yang berada di paru akan terbuka dan darah akan mulai memasuki sirkulasi paru untuk mengambil oksigen. Pada keadaan normal Ductus Ateriosus akan menutup dengan sendirinya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu setelah bayi lahir, biasanya dalam 72 jam. Pada beberapa bayi ductus ini akan tetap tebuka (patent) sehingga menimbulkan masalah. Saluran tang tetap terbuka antara aorta dan arteri pulmonalis ini akan meyebabkan darah yang sudah kaya dengan oksigen akan mengalir masuk kembali ke dalam paru.
Pada beberapa kasus penyebab terjadinya PDA ini tidak dapat diketahui tetapi biasanya PDA ini sering ditemukan pada bayi yang lahir prematur dan pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang mempunyai riwayat terinfeksi oleh rubella pada trimester pertama kehamilan. Angka kejadiannya mencapai 10 % dari seluruh kelainan jantung bawaan yang ada.
Sebenarnya PDA sendiri dapat dibedakan berdasarkan besarnya saluran (Ductus Arteriousus) itu sendiri. Apabila saluran itu kecil, biasanya seorang anak tidak menunjukkan gejala. Dokter biasa mengetahui hal tersebut dengan mendengarkan bunyi jantung pada saat anak tersebut masih dirawat di rumah sakit, atau ketika mereka datang untuk kontrol dan imunisasi. Seringkali kelainan bunyi jantung tersebut tidak dapat dideteksi pada awal kelahiran, dan baru dapat di dengar pada minggu kedua. Apabila ductus arteriosus tersebut besar, maka anak dapat menunjukkan gejala seperti mudah berkeringat, tidak kuat menyusu (hanya sedikit-sedikit dan kemudian meminta lagi), serta nampak tersenggal-senggal ketika selesai menyusui. Bila dibiarkan dan tidak diatasi, maka anak akan mengalami gagal tumbuh kembang dan sering sekali menderita infeksi saluran napas.
Pada PDA yang kecil, meskipun anak tidak menunjukkan gejala klinis, namun tetap dianjurkan untuk melakukan penutupan ductus arteriosus tersebut. Hal ini penting untuk mencegah terinfeksinya jantung (endocarditis) sebagai akibat kelainan dari sistem kardiovaskular. Walau pada umumnya bayi yang mengalami PDA adalah prematur, bukan berarti bayi yang lahir cukup bulan terlepas sepenuhnya dari kondisi ini. Perbedaan yang cukup menonjol dalam penanganan PDA sangat terkait pada kondisi ini. Apabila pasien prematur berhasil terdiagnosa sebagai PDA, biasanya akan dicoba terlebih dahulu untuk memberikan suatu obat yang dapat menutup saluran tersebut. Walau tidak 100 % berhasil, namun angka keberhasilannya cukup baik dan seringkali dicoba oleh para dokter sebelum memutuskan untuk melakukan operasi. Pada PDA yang sedang atau besar, penutupan ductus arteriosus penting untuk mencegah terjadinya gagal jantung untuk itu diperlukan tindakan operasi. Pada saat ini teknik operasi untuk menutup PDA ini sangat berkembang dengan pesat diantaranya:
* Teknik Ligasi dengan melakukan posterolateral thoracotomy
* Ligasi PDA dengan Video-assisted thoracoscopic surgery (VATS) yang lebih minimal invasif
* Penutupan saluran melalui teknik katerisasi (tanpa operasi)
Teknik mana yang akan digunakan tentunya ditentukan setelah dokter mengevaluasi dengan mempertimbangkan kondisi pasien.
Apakah sebenarnya PDA itu? Semua bayi yang dilahirkan mempunyai hubungan atau saluran antara Aorta dan Arteri Pulmonalis. Pada saat bayi masih dalam kandungan darah tidak perlu masuk ke dalam sirkulasi paru karna oksigen yang diperlukan berasal dari plasenta. Kejadian ini normal dan saluran ini yang dikenal dengan Ductus Arteriosus. Setelah lahir plasenta sudah tidak mempunyai fungsi lagi setelah tali pusat dipotong, saat bayi bernafas pertama kali pembuluh darah yang berada di paru akan terbuka dan darah akan mulai memasuki sirkulasi paru untuk mengambil oksigen. Pada keadaan normal Ductus Ateriosus akan menutup dengan sendirinya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu setelah bayi lahir, biasanya dalam 72 jam. Pada beberapa bayi ductus ini akan tetap tebuka (patent) sehingga menimbulkan masalah. Saluran tang tetap terbuka antara aorta dan arteri pulmonalis ini akan meyebabkan darah yang sudah kaya dengan oksigen akan mengalir masuk kembali ke dalam paru.
Pada beberapa kasus penyebab terjadinya PDA ini tidak dapat diketahui tetapi biasanya PDA ini sering ditemukan pada bayi yang lahir prematur dan pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang mempunyai riwayat terinfeksi oleh rubella pada trimester pertama kehamilan. Angka kejadiannya mencapai 10 % dari seluruh kelainan jantung bawaan yang ada.
Sebenarnya PDA sendiri dapat dibedakan berdasarkan besarnya saluran (Ductus Arteriousus) itu sendiri. Apabila saluran itu kecil, biasanya seorang anak tidak menunjukkan gejala. Dokter biasa mengetahui hal tersebut dengan mendengarkan bunyi jantung pada saat anak tersebut masih dirawat di rumah sakit, atau ketika mereka datang untuk kontrol dan imunisasi. Seringkali kelainan bunyi jantung tersebut tidak dapat dideteksi pada awal kelahiran, dan baru dapat di dengar pada minggu kedua. Apabila ductus arteriosus tersebut besar, maka anak dapat menunjukkan gejala seperti mudah berkeringat, tidak kuat menyusu (hanya sedikit-sedikit dan kemudian meminta lagi), serta nampak tersenggal-senggal ketika selesai menyusui. Bila dibiarkan dan tidak diatasi, maka anak akan mengalami gagal tumbuh kembang dan sering sekali menderita infeksi saluran napas.
Pada PDA yang kecil, meskipun anak tidak menunjukkan gejala klinis, namun tetap dianjurkan untuk melakukan penutupan ductus arteriosus tersebut. Hal ini penting untuk mencegah terinfeksinya jantung (endocarditis) sebagai akibat kelainan dari sistem kardiovaskular. Walau pada umumnya bayi yang mengalami PDA adalah prematur, bukan berarti bayi yang lahir cukup bulan terlepas sepenuhnya dari kondisi ini. Perbedaan yang cukup menonjol dalam penanganan PDA sangat terkait pada kondisi ini. Apabila pasien prematur berhasil terdiagnosa sebagai PDA, biasanya akan dicoba terlebih dahulu untuk memberikan suatu obat yang dapat menutup saluran tersebut. Walau tidak 100 % berhasil, namun angka keberhasilannya cukup baik dan seringkali dicoba oleh para dokter sebelum memutuskan untuk melakukan operasi. Pada PDA yang sedang atau besar, penutupan ductus arteriosus penting untuk mencegah terjadinya gagal jantung untuk itu diperlukan tindakan operasi. Pada saat ini teknik operasi untuk menutup PDA ini sangat berkembang dengan pesat diantaranya:
* Teknik Ligasi dengan melakukan posterolateral thoracotomy
* Ligasi PDA dengan Video-assisted thoracoscopic surgery (VATS) yang lebih minimal invasif
* Penutupan saluran melalui teknik katerisasi (tanpa operasi)
Teknik mana yang akan digunakan tentunya ditentukan setelah dokter mengevaluasi dengan mempertimbangkan kondisi pasien.