Sunday, August 16, 2009

Metode untuk mendiagnosis tekanan darah tinggi

Diagnosis tekanan darah tinggi dimulai saat dokter mengumpulkan riwayat medis pasien. Dokter akan menanyakan mengenai gangguan yangn berhubungan dengan jantung dalam keluarga pasien ( misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner). Dokter juga akan menanyakan mengenai gaya hidup pasien seperti diet, olahraga dan stess.

Setelah mendapatkan riwayat kesehatan yang lengkap, dokter akan melengkapinya dengan pemeriksaan fisik, yang akan meliputi pemeriksaan tekanan darah pada kedua lengan pada saat berbaring dan berdiri. Pada beberapa kasus, dokter akan meminta pasien untuk mengukur tekanan darahnya sendiri di rumah dan membuat catatan harian mengenai tekanan darahnya tersebut. Strategi ini akan membantu dalam menentukan pola tekanan darah pasien yang normal dan menyingkirkan ”hipertensi jas putih“ (hipertensi yang disebabkan oleh kecemasan saat berada dalam kantor dokter yang mengenakan jas putih). Nampak pula bahwa orang dewasa usia 65 tahun atau lebih tua , tekanan darah akan menurun 2 jam setelah makan. Hal ini kemungkinan disebabkan ketidakakuratan pembacaan tekanan darah jika dilakukan pada saat itu. Pembacaan tekanan darah juga dipengaruhi bila pasien minum kopi atau merokok 30 menit sebelum dilakukan pengukuran. Pasien juga sebaiknya pergi ke kamar mandi sebelum pengukuran karena kandung kemih yang penuh dapat merubah pembacaan tekanan darah.

Tekanan darah diukur dengan meletakkan manset (yang terhubung dengan manometer air raksa) pada lengan atas dan dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan arteri brakhial yang terletak pada sebelah dalam siku pada lengan atas yang bersangkutan.
Manset kan dipompa penuh sampai aliran darah akan berhenti singkat. Kemudian manset akan dikempiskan perlahan sehingga aliran darah kembali semula. Pada saat udara dalam manset dikeluarkan, pemeriksa akan mengamati ketinggian air raksa yang turun perlahan pada manometer air raksa dan menunggu sampai terdengar denyut jantung. Angka yang tepat pada saat denyutan pertama adalah menunjukkan tekanan sistolik. Ketika manset makin mengempis, ketinggian air raksa akan makin menurun dan saat bunyi denyut jantung terdengar terakhir kali, angka pada manometer air raksa tersebut adalah tekanan diastolik. Alat pemeriksa tekanan darah lainnya dapat juga digunakan. Beberapa orang menggunakan alat pengukur tekanan darah digital.

Monitor tekanan darah yang bisa dipercaya dapat didapatkan bagi mereka yang tertarik untuk memonitor tekanan darah mereka sendiri atau anggota keluarga mereka yang lain. Saat menggunakan alat monitor ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kualitas alat tersebut. Secara umum monitor digital ini merupakan yang termudah dan paling dapat dipercaya namun memerlukan pengecekan secara berkala dengan menggunakan sphygmomanometer. Para peneliti juga mentes monitor tekanan darah 24 jam, dengan studi awal difokuskan pada penderita tekanan darah tinggi yang mempunyai risiko tinggi untuk serangan jantung.

Menurut American Heart Association, alat pengukur tekanan darah otomatis yang banyak dijumpai di tempat umum (misalnya toko obat atau apotik) sebaiknya tidak dianggap sebagai alat yang akurat. Alat-alat ini seringnya tidak terawat dengan baik dan dapat memberikan hasil yang tidak akurat pada kebanykan individu.

Monitor tekanan darah ambulatori mengungkapkan bahwa pada individu normal, tekanan darah tertinggi dialami saat pagi hari dan akan menurun pada malam hari ( juga disebut fenomena ”dipping”). Bila tidak ditemukan fenomena ini, maka disebut abnormal dan sudah dihubungkan dengan peningkatan risiko komplikasi di otak dan jantung pada pasien dengan atau tanpa hipertensi sebelumnya.

Setelah pemeriksaan fisik , beberapa tes dapat dikerjakan termasuk diantaranya:

1. Urinalisis dan beberapa tes darah (misalnya elektrolit dan zat buangan) untuk menyingkirkan gangguan fungsi ginjal. Pemeriksaan gula darah dan profil lemak lengkap termasuk kadar kolesterol dan trigliseride juga disarankan dilakukan. Tes darah lainnya seperti fungsi tiroid dan jumlah sel darah putih, termasuk kalsium dan kadar fosfat.
2. Elektrokardiogram (EKG) yang dapat mengukur aktivitas listrik jantung. Dengan menganalisa hasil EKG, dokter dapat adanya gangguan jantung yang dapat berhubungan dengan hipertensi ( misalnya hipertrofi bilik jantung kiri) yang dapat terjadi sebagai akibat proses yang sudah berlangsung lama, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Pemeriksaan doppler juga mendeteksi kelainan relaksasi jantung (disfungsi diastolik) sebagai komplikasi dari hipertensi.
3. Ekokardiogram, menggunakan gelombang suara ultra untuk visualisasi struktur dan fungsi jantung. Tes ini juga dipakai untuk mencek gangguan jantung lainnya seperti hipertrofi bilik jantung kiri.
4. Pemeriksaan foto roentgen dada untuk menyingkirkan pembesaran jantung.

Ketika diagnosis telah dibuat dan masalah serius lainnya (misalnya gangguan fungsi ginjal) telah disingkirkan, dimulailah pengobatan. Meski demikian tekanan darah yang sangat tinggi memerlukan tes tambahan untuk menyingkirkan sebab yang tidak biasa. Sebagai contoh doppler sonogram ginjal atau scan dapat dilakukan untuk menilai hipertensii yang berhubungan dengan penyakit ginjal atau disebabkan penyempitan arteri ginjal. Juga, tes urin 24 jam mungkin diperlukan untuk menyingkirkan gangguan endokrin seperti penyakit Cushing atau pheochromocytoma.

Tekanan darah tinggi dapat terjadi baik pada dewasa maupun anak-anak. Beberapa orang mungkin dapat pula didiagnosis menderita keadaan yang sebaliknya yaitu tekanan darah rendah (hipotensi). Meski beberapa orang dengan tekanan darah tinggi tidak memerlukan obat mereka dapat mengontrol faktor risiko (misalnya berat badan), kebanyakan orang memerlukan terapi jangka panjang dengan obat-obatan.