Penyakit jantung bisa disebabkan oleh risiko yang tidak dapat dihindari dan fakor risiko yang dapat dihindari. Berikut adalah paparannya.
Faktor risiko yang tidak dapat dihindari
1. Usia
Penyakit jantung umumnya berkaitan dengan bertambahnya usia. Biasanya seseorang yang berusia lanjut lebh mudah terkena serangan jantung dibandingkan dengan yang usianya muda. Lebih dari 80% orang yang meninggal dikarenakan serangan jantung pada orang yang usianya diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Diperkirakan ada perbedaan risiko berpenyakit antara pria dan wanita pada usia muda. Wanita secara alami memproduksi hormon estrogen maka berisiko rendah terkena serangan jantung dibandingkan pria. Perbedaan ini akan hilang saat wanita mengalami menopause, wanita berisiko terkena penaykit jantung yang sama dengan pria.
3. Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit jantung koroner menurun dalam keluarga. Selain faktor gen, penyakit jantung koroner juga dipengaruhi gaya hidup seperti merokok, pola makan, kurang olahraga dan stress. Dalam beberapa kasus gen, hal ini tidak merupakan akhir pengembangan penyakit jantung. Hasil penelitian tentang gen penyakit jantung oleh Framingkan didapatkan bahwa menghindari faktor-faktor risiko yaitu dengan mengubah pola hidup dengan pola hidup sehat sejak muda supaya risiko penyakit jantung bisa dihindari.
Faktor risiko yang dapat dihindari
1. Tingginya kadar kolesterol dalam darah.
Hasil penelitian menemukan bahwa seseorang yang mempunyai kadar kolesterol lebih dari 300mg/dl, mempunyai kecenderungan terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai kadar kolesterol dibawah 200 mg/dk.
2. Hipertensi
Proses atherosclerosis lebih mudah terjadi pada penderita hipertensi. Pria yang memiliki hipertensi berisiko atherosclerosis lebih tinggi dibandingkan wanita.
3. Diabetes
Diabetes melitus pada penderita jantung dapat meningkatkan angka kematian sampai dua kali lipat. Pengaruh ini lebih banyak terjadi pada wanita penderita diabetes mellitus yang lebih sering mengalami gangguan fungsi pompa jantung atau gagal jantung.
4. Merokok
Risiko terkena penyakit jantung koroner atau meninggal akibat jantung koroner adalah dua sampai lima kali lipat lebih besar daripada bukan perokok.
5. Diet
Diet tinggi kalori, tinggi lemak (lemak jenuh), kolesterol, gula dan garam mempertinggi risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
6. Kegemukan
Kegemukan sering disertai dengan peningkatan jumlah kolesterol dalam darah. Hipertensi, diabetes mellitus dan kegemukan mempunyai andil dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Berat badan dapat dikontrol melalui IMT (Indeks Masa Tubuh). Rumusnya: IMT sama dengan berat badan (kg) dibagi tinggi badan x tinggi badan.
Jika hasil yang didapat adalah:
- <> 27 berarti obesitas
Kelebihan berat badan dapat diatur dengan mengurangi kalori menjadi 1500 kalori sehari disertai dengan olahraga teratur. Pola makan seimbang diterapkan untuk mempertahankan berat badan ideal.
7. Kegiatan jasmani dan olahraga
Beberapa hasil penelitian yag dilakukan di Amerika Serikat membuktikan bahwa kurangnya kegiatan jasmani dan olahraga mempertinggi risiko terkena penyakit jantung koroner.
8. Stres
Faktor ini sangat mempengaruhi terjadinya penyakit jantung kornoer, misalnya serig terjadi pada orang yang sibuk.
Cara untuk menghindari yaitu menjauhi hak-hal yang dapat mengakibatkan penyakit tersebut, seperti berhenti merokok, nindari stress, makan makanan seimbang rendah kolesterol dan lemak terbatas, olahraga secara rutin.
Faktor risiko yang tidak dapat dihindari
1. Usia
Penyakit jantung umumnya berkaitan dengan bertambahnya usia. Biasanya seseorang yang berusia lanjut lebh mudah terkena serangan jantung dibandingkan dengan yang usianya muda. Lebih dari 80% orang yang meninggal dikarenakan serangan jantung pada orang yang usianya diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Diperkirakan ada perbedaan risiko berpenyakit antara pria dan wanita pada usia muda. Wanita secara alami memproduksi hormon estrogen maka berisiko rendah terkena serangan jantung dibandingkan pria. Perbedaan ini akan hilang saat wanita mengalami menopause, wanita berisiko terkena penaykit jantung yang sama dengan pria.
3. Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit jantung koroner menurun dalam keluarga. Selain faktor gen, penyakit jantung koroner juga dipengaruhi gaya hidup seperti merokok, pola makan, kurang olahraga dan stress. Dalam beberapa kasus gen, hal ini tidak merupakan akhir pengembangan penyakit jantung. Hasil penelitian tentang gen penyakit jantung oleh Framingkan didapatkan bahwa menghindari faktor-faktor risiko yaitu dengan mengubah pola hidup dengan pola hidup sehat sejak muda supaya risiko penyakit jantung bisa dihindari.
Faktor risiko yang dapat dihindari
1. Tingginya kadar kolesterol dalam darah.
Hasil penelitian menemukan bahwa seseorang yang mempunyai kadar kolesterol lebih dari 300mg/dl, mempunyai kecenderungan terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai kadar kolesterol dibawah 200 mg/dk.
2. Hipertensi
Proses atherosclerosis lebih mudah terjadi pada penderita hipertensi. Pria yang memiliki hipertensi berisiko atherosclerosis lebih tinggi dibandingkan wanita.
3. Diabetes
Diabetes melitus pada penderita jantung dapat meningkatkan angka kematian sampai dua kali lipat. Pengaruh ini lebih banyak terjadi pada wanita penderita diabetes mellitus yang lebih sering mengalami gangguan fungsi pompa jantung atau gagal jantung.
4. Merokok
Risiko terkena penyakit jantung koroner atau meninggal akibat jantung koroner adalah dua sampai lima kali lipat lebih besar daripada bukan perokok.
5. Diet
Diet tinggi kalori, tinggi lemak (lemak jenuh), kolesterol, gula dan garam mempertinggi risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
6. Kegemukan
Kegemukan sering disertai dengan peningkatan jumlah kolesterol dalam darah. Hipertensi, diabetes mellitus dan kegemukan mempunyai andil dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Berat badan dapat dikontrol melalui IMT (Indeks Masa Tubuh). Rumusnya: IMT sama dengan berat badan (kg) dibagi tinggi badan x tinggi badan.
Jika hasil yang didapat adalah:
- <> 27 berarti obesitas
Kelebihan berat badan dapat diatur dengan mengurangi kalori menjadi 1500 kalori sehari disertai dengan olahraga teratur. Pola makan seimbang diterapkan untuk mempertahankan berat badan ideal.
7. Kegiatan jasmani dan olahraga
Beberapa hasil penelitian yag dilakukan di Amerika Serikat membuktikan bahwa kurangnya kegiatan jasmani dan olahraga mempertinggi risiko terkena penyakit jantung koroner.
8. Stres
Faktor ini sangat mempengaruhi terjadinya penyakit jantung kornoer, misalnya serig terjadi pada orang yang sibuk.
Cara untuk menghindari yaitu menjauhi hak-hal yang dapat mengakibatkan penyakit tersebut, seperti berhenti merokok, nindari stress, makan makanan seimbang rendah kolesterol dan lemak terbatas, olahraga secara rutin.